Sunday 19 October 2014

MEREKA MENYEBUTNYA ANJING

SEBUAH CERPEN

Anjing itu terus mengonggong dengan sopan. Orang-orang mendengarnya dengan penuh perhatian. Seakan sedang mendengar pidato kepresidenan. Semua diam dan pura pura terkesan.

Dia anjing yang pintar, bertubuh sedang dengan kulit berwarna hitam kecoklatanan. Bermajikan seorang bangsawan. Ia hidup tanpa kekurangan. Sejak usia dini ia sudah disekolahkan. Diperkenalkan ia mana kawan dan mana lawan. Bagaimana menjadi anjing bangsawan. Diajarkan ia berdiskusi dan menyampaikan gagasan agar orang-orang menjadi terkesan. Dididik ia bagaimana cara mencuri perhatian agar bisa menjalankan kepentingan. Bersikap sopan kepada orang-orang pilihan agar menjadi bagian.
Saat usianya dua puluh delapan tahun sang majikan meninggal dunia karena keracunan. Dan mewariskan semua harta peninggalan. Untuk sang anjing yang paling disayang.
Sang Anjing kini tumbuh garang dan disegani banyak orang. Namanya sudah mengaung di seluruh kawasan. “Si Anjing pintar yang banyak uang.” Begitu sapaan orang-orang.. Tak jarang ia bersikap dermawan. Memberi uang walau bukan kawan. Namun tetap karena ada kepentingan.
Berteman orang-orang partai pilihan sang Anjing kini pintar perpolitikan. Ia beli semua stasiun pertelevisian agar bisa pencitraan. Di kunjunginya orang yang kesusahan  agar terlihat seperti pahlawan. Mengongong tentang pembrantasan kemiskinan agar mendapat perhatian.

"Gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong"

Begitu gonggongnya di setiap kawasan. Dengan gaya kepahlawanan walau terdengar membosankan namun semua tetap diam dan pura-pura terkesan kemudian bertepuk tangan agar medapat uang imbalan.
Wajahnya kini ada papan iklan,di baliho-baliho sepanjang jalan, di pepohonan,di sekolahan,di perkantoran, di pertokoan, di bangunan, di jembatan, di perkampungan, di perkotaan, di setiap kawasan Wajahnya terpampang dengan senyuman.
Sang Anjing  terus mengonggong tanpa diam. Orang-orang mendengarnya dengan penuh perhatian. seakan sedang mendengar pidato kepresidenan. Semua diam dan pura pura terkesan. Melihat sang anjing memperebutkan kursi anggota dewan.

Bandung 19 Oktober 2014
Terimakasih kepada
Anjing-Anjing pintar
yang telah menginspirasi


No comments:

Post a Comment

Blogger templates