SEBUAH CERPEN
Anjing itu terus mengonggong dengan sopan. Orang-orang mendengarnya dengan penuh perhatian. Seakan sedang mendengar pidato kepresidenan. Semua diam dan pura pura terkesan.
Dia anjing yang pintar, bertubuh sedang dengan kulit
berwarna hitam kecoklatanan. Bermajikan seorang bangsawan. Ia hidup tanpa
kekurangan. Sejak usia dini ia sudah disekolahkan. Diperkenalkan
ia mana kawan dan mana lawan. Bagaimana menjadi anjing bangsawan. Diajarkan ia
berdiskusi dan menyampaikan gagasan agar orang-orang menjadi terkesan. Dididik
ia bagaimana cara mencuri perhatian agar bisa menjalankan kepentingan. Bersikap
sopan kepada orang-orang pilihan agar menjadi bagian.
Saat usianya dua puluh delapan tahun sang majikan
meninggal dunia karena keracunan. Dan mewariskan semua harta peninggalan. Untuk
sang anjing yang paling disayang.
Sang Anjing kini tumbuh garang dan disegani banyak
orang. Namanya sudah mengaung di seluruh kawasan. “Si Anjing pintar yang banyak
uang.” Begitu sapaan orang-orang.. Tak jarang ia bersikap dermawan. Memberi
uang walau bukan kawan. Namun tetap karena ada kepentingan.
Berteman orang-orang partai pilihan sang Anjing kini pintar
perpolitikan. Ia beli semua stasiun pertelevisian agar bisa pencitraan. Di
kunjunginya orang yang kesusahan agar
terlihat seperti pahlawan. Mengongong tentang pembrantasan kemiskinan agar
mendapat perhatian.
"Gong gong gong gong gong gong gong gong gong
gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong
gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong
gong gong gong gong gong gong gong gong gong gong"
Begitu gonggongnya di setiap kawasan. Dengan gaya
kepahlawanan walau terdengar membosankan namun semua tetap diam dan pura-pura
terkesan kemudian bertepuk tangan agar medapat uang imbalan.
Wajahnya kini ada papan iklan,di baliho-baliho
sepanjang jalan, di pepohonan,di sekolahan,di perkantoran, di pertokoan, di
bangunan, di jembatan, di perkampungan, di perkotaan, di setiap kawasan Wajahnya
terpampang dengan senyuman.
Sang Anjing terus mengonggong tanpa diam. Orang-orang
mendengarnya dengan penuh perhatian. seakan sedang mendengar pidato
kepresidenan. Semua diam dan pura pura terkesan. Melihat sang anjing
memperebutkan kursi anggota dewan.
Bandung
19 Oktober 2014
Terimakasih kepada
Anjing-Anjing
pintar
yang telah
menginspirasi
No comments:
Post a Comment